Ciri-ciri Umum
- Berukuran sangat kecil, tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, lolos dari penyaring bakteri, ukuran 0.1-0.3 micrometer
- Karakteristik bentuk virus, macam = spherical (komplek), helix, rod or polyhedral, kadang memiliki ekor atau envelops (pelindung tambahan). Kebanyakan berbentuk polyhedral yang bertipe icosahedron tersusun dari 20 bentuk segitiga.
- Parasit Obliget, virus tidak memiliki alat untuk melakukan replikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inang untuk melakukan replikasi. Setiap virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis sel dalam suatu spesies. hal ini menunjuk pada karakteristik inang suatu virus.
- Virus tidak memiliki alat dan bahan untuk menjalankan metabolisme.
- Virus hanya memiliki satu tipe asam nukleat saja. Virus mengandung salah satu dari DNA atau RNA (tidak pernah keduanya) dalam materi genetiknya. Asam nukleatnya bias dalam bentuk untai tunggal atau untai ganda.
- Berbeda dengan sel, virus tidak menglami pertambahan massa dan ukuran.
Ciri-ciri Khusus
- Virus pada penyakit Mosaik tembakau (TMV); memiliki kapsid helix dengan bentuk keseluruhan seperti batang yang kaku.
- Adenovirus; memiliki kapsid polyhedral dengan tanduk glikoprotein pada setiap puncak.
- Virus influenza/ Virus Corona; memiliki selubung luar yang dilengkapi oleh tanduk glikoprotein, genomnya terdiri dari delapan molekul RNA yang masing-masing terbungks di dalam sebuah kapsid helix.
- Bakteriofage; merupakan virus yang menginfeksi bakteri, fage T genap seperti T4 memiliki sebuah kapsid yang komplek terusun dari kepala polyhedral dan sebuah perlengkapan ekor, DNA disimpan di kepala dan bagian ekor berfungsi dalam penginjeksian DNA ke dalam bakteri.
REPLIKASI VIRUS
Virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk berkembangbiak mereka harus menginfeksi sel inang. Ada dua macam cara menginfeksi virus yaitu fase litik dan fase lisogenetik. Berikut akan diuraikan kedua macam daur hidup virus terutama penginfeksi bakteri dan fage.
Daur litik, virus akan menghancurkan sel hospes setelah berhasil melakukan replikasi. Adapun tahapanya sebagai berikut:
Fase adsorbsi ditandai dengan melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri. Virus menempel hanya pada tempat-tempat khusus, yakni pad permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada protein diding sel bakteri itu sangat khas, mirip kunci dan gembok. Virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan karena memiliki reseptor pada ujung-ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri dan sel inang.
Setelah terbentuk lubang, kapsid virus berkontraksi untuk memompa asam nukleatnya (DNA dan RNA) masuk kedalam sel. Jadi, kapsid virus tetap berada diluar sel bakteri. Jika telah kosong, kapsid lepas dan tidak berfungsi lagi.
Virus tidak memiliki “mesin” biosintetik sendiri. Virus akan menggunakan mesin biosintetik inang (misalnya bakteri) untuk melakukan kehidupanya. Karena itu, pengendali biosintetik bakteri yakni DNA bakteri, harus dihancur-hancurkan. Untuk itu DNA virus memproduksi enzim penghancur. Enzim penghancur akan menghancurkan DNA bakteri tapi tidak menghancurkan DNA virus. Dengan demikian bakteri tidak mampu mengendalikan mesin biosintetik sendiri.
DNA virus sangat berperan, DNA virus mengambil alih kendali kehidupan. DNA virus mereplikasikan diri berulangkali dengan jalan menkopi diri membentuk DNA virus dengan jumlah banyak. Selanjutnya DNA virus tersebut melakuakn sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan menggunakn ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri. Jelasnya, didalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis DNA virus dan protein yang akan dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah-pisah antara bagian kepala, ekor, dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadi menjadi kapsid virus yang utuh, kemudian DNA virus masuk didalamnya. Kini terbentuklah tubuh virus yang utuh. Jumlah virus yang tebentuk 100-200 buah.
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri hancur, dinding sel bakterimengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase lisisnya sel bakteri namun bagi virus merupakan fase penghamburan virus.
Penelitian pada fag yang menyerang bakteri Esherichia coli menunjukkan bahwa ada virus yang mengakibatkan bakteri mengalami lisis dan ada yang tidak. Virus T4 mengakibatkan bakteri mengalami lisis dan karenanya daur hidup virus tersebut disebut sebagai daur litik.
Daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri.
Uraian yang sama dengan fase litik
Uraian yang sama dengan fase litik
Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri. Selanjutnya, DNA bakteri atau melakukan penggabungan. DNA bakteri berbentuk silkuler, yakni seperti kalung yang tidak berujung dan berpangkal. DNA tersebut berupa benang ganda yang terpilin. Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut, dan akhirnya membentuk DNA sikuler baru yang telah disisipi DNA virus. Dengan kata lain, didalam DNA bakteri terknadung DNA genetik Virus.
Dalam keadaan tersebut itu, DNA virus tidak aktif, yang dikenal sebagai profag. Karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan replikasi. Misalnya saja jika bakteri akan membelah diri, DNA menhkopi diri dengan proses replikasi. Dengan proses replikasi. Dengan demikian profag juga ikut terkopi. Terbentuklah dua sel bakteri sebagai hasil pembelahan dan didalm setiap sel anak bakteri tekandung profag yang identik. Demikian seterusnya hingga proses pembelahan bakteri berlangsung berulangkali sehingga setiap sel bakteri yang terbentuk didalam terkadung profag. Dengan demikian jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang ditumpanginya.
Karena radiasi atau pengaruh zat kimia tertentu profag taktif. Profag tersebut memisahkan diri dari DNA bakteri, kemudian menghanacurkan DNA bakteri. Selanjutnya, DNA virus mengadakan sintesis yakni mensintesis protein untuk digunakan sebagi kapsid bagi virus-virus baru dan juga melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi sebagai selubang virus. Kapsid yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid baru. Selanjutnya DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus yang baru.
Setelah terbetuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri (uraian sama dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk berhamburan keluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru. Dalam daur selanjutnya virus dapat mengalami daur litik atau daur lisogenik.
PERAN VIRUS
Pada umumnya, virus dapat menyebabkan penyakit pada makhluk hidup, namun virus juga memiliki manfaat bagi manusia. Virus yang merugikan diantaranya terjadi pada manusia, hewan dan tumbuhan.
- Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus antara lain, covid-19, gondongan, herpes, cacar air varisela-zoster, influenza, AIDS, flu burung, dan lain-lain.
- Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus antara lain, rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo, dan lain-lain.
- Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus antara lain, tungro, mosaic, TYLCV, dan lain-lain.
Usaha pencegahan terhadap inveksi virus dapat dilakukan degan cara pemberian vaksin, sedangkan pengobatannya dengan cara pemberian interveron dan kemoterapi.